08/03/11

Cek&Ricek Diri Sendiri..

Menilai diri sendiri dengan bantuan teori Johari Window, teori-teori kognisi, dan teori motivasi menjadi hal yang menarik bagi saya. Menerima bagaimana pandangan orang lain terhadap kita dan menganalisis bagaimana sifat tersebut muncul dan pengaruhnya terhadap lingkungan, kognisi, dan perilaku kita.

Pada pertemuan kali ini, diajarkan bagaimana pandangan kita terhadap orang lain dan menilai diri sendiri yang didasarkan pada penilaian orang lain tersebut. Kita juga dapat mengkomplain pandangan orang tersebut mengenai diri kita sendiri.
Saya dinilai teman kelompok saya sebagai orang yang ceria, baik, mudah bergaul, cerewet, perfeksionis dan keras kepala. Tentunya ada sifat yang saya komplain seperti mudah bergaul karena saya merasa bahwa saya adalah orang yang paling susah beradaptasi pada suau lingkungan baru kecuali jika saya bisa merasa langsung nyaman terhadap lingkungan baru tersebut.

Kami menghubungkan sifat-sifat tersebut dengan teori kognisi dan motivasi. Teori kognisi yang kami gunakan ialah teori kognisi sosial Albert Bandura. Teori ini memiliki 3 unsur penting dalam kaitannya dengan suatu sifat tertentu yaitu perilaku, kognisi, dan lingkungan. 3 unsur penting tersebut dapat saling berinteraksi dalam mengupas suatu sifat manusia.

Berikut adalah 6 interaksi ketiga unsur penting tersebut dan contohnya dengan sifat saya.
1. Kognisi mempengaruhi lingkungan.
Pemikiran saya yang perfeksionis menjadikan saya menuntut lingkungan sekitar harus tertata rapi dan bersih.
2. Lingkungan mempengaruhi kognisi.
Lingkungan keluarga yang menerapkan keteraturan dan kebersihan menjadikan pemikiran saya terhdap suatu lingkungan haruslah tertata bagus dan rapi.
3. Perilaku mempengaruhi kongnisi.
Perilaku saya yang cenderung cerewet mempengaruhi pemikiran saya agar melakukan suatu hal dengan sistematis.
4. Kognisi mempengaruhi perilaku.
Pemikiran saya yang menuntut semuanya tampil sempurna menurut saya menjadikan saya keras kepala. Saya menganggap saya bisa dan saya benar (sikap yang buruk yang ingin saya hilangkan).
5. Lingkungan mempengaruhi perilaku.
Lingkungan yang kotor/tidak teratur menjadikan saya cerewet.
6. Perilaku memengaruhi lingkungan.
Perilaku saya yang humoris membuat lingkungan (teman atau keluarga) menjadi nyaman dengan saya dan menjalani hidup dengan santai tapi serius.
Dari ulasan keenam interaksi tersebut saya mulai mengetahui bagaimana sifat saya tersebut dapat terbentuk dan pengaruhnya kepada perilaku, lingkungan, dan kognisi saya.

Motivasi juga menjadi unsur yang mempengaruhi terbentuknya sifat. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang sehingga ia memiliki sifat yang menghasilkan perilaku tertentu. Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.

Motivasi terbagi atas 2 jenis yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik ialah melakukan sesuatu hal untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan) sedangkan motivasi intrinsik ialah melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).

Contohnya ialah sifat saya cerewet. Jika saya melihat suatu lingkungan misalnya kamar berantakan maka saya akan cenderung mumble walaupun tidak jelas kepada siapa saya ungkapkan dan biasanya orang-orang yang berada si sekitar saya akan kena juga ‘getah’nya. Motivasi saya untuk mumble tadi ialah karena saya memnginginkan keteraturan barang-barang yang ada di kamar, saya menginginkan barang-barang tersebut disusun dengan rapi dan bersih. Menurut saya, ini termasuk motivasi intrinsik karena saya melakukannya bertujuan agar kamar itu bersih dan rapi.

0 comments:

Posting Komentar