22/02/11

Upin Ipin Geng The Movie : Pengembaraan Bermula

Upin Ipin dkk menjadi tokoh populer akhir-akhir ini. Aksi mereka yang “comel” membuat penonton tak ingin melewatkan satu bagian dari film ataupun serial Upin Ipin ini. Film ini bercerita tentang aktivitas penduduk Kampung Durian Runtuh sehari-harinya. Banyak kejadian lucu sekaligus menegangkan terjadi dalam satu peristiwa dan menyisipkan pesan moral bagi penontonnya.

Dalam Upin Ipin Geng The Movie : Pengembaraan Bermula mengisahkan bahwa penduduk Kampung Durian Runtuh geger karena ulah sang Hantu Durian yang mencuri durian-durian pada malam hari dan hanya meninggalkan kulit durian dan jejak aneh. Berbagai pendapat yang berbau mistis pun mulai bermunculan sampai salah satu stasiun televisi menyiarkannya dan mengundang rasa keingintahuan penduduk kampung untuk menyeledikinya. Dalam proses penyelidikan siapa sebenarnya sang Hantu Durian, terjadi petualangan yang menegangkan yang melibatkan Upin, Ipin, Kak Ros, Badrol, Lim, Raju dengan binatang dari dunia lain yang ternyata adalah si Hantu Durian. Dan yang lebih menegangkan lagi ternyata awal semua itu terjadi adalah adanya penjualan hewan-hewan langka yang ternyata dilakukan oleh 3 orang penduduk Kampung Durian Runtuh. Penasaran??? Silakan lihat cuplikan filmnya di http://www.youtube.com/watch?v=-XPucuOfsng&feature=related.

Ada pesan-pesan moral yang menarik dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di dalam film ini, di antaranya:
1.Jangan lupa untuk beribadah dimana pun kita berada.
Pesan yang tersirat ini dapat kita lihat pada adegan dimana Badrol dan Lim tiba di Kampung Durian Runtuh. Waktu sembahyang pun tiba dan ketika itu mereka sedang beristirahat sehabis perjalanan panjang. Atuk, kakek Badrol menyuruh mereka untuk sembahnyang tapi mereka menolaknya dengan alasan capek. Akhirnya, si Atuk pergi sembahyang sendirian. Atuk, sebagai seorang kakek memberikan contoh yang patut diteladani dalam hal ini.
2.Jangan mengebut atau melakukan aksi balap liar sesuka hati.
Pesan ini tersirat pada adegan dimana Badrol dan Lim melakukan aksi balap liar hanya untuk membuktikan dari keduanya siapa yang terhebat. Ya, mereka adalah anak muda yang masih labil (). Dan akhirnya mereka menghebohkan pemakai jalan Kampung Durian;mulai dari aksi Badrol yang menyelip di antara truk dan mobil yang mengakibatkan spion sepeda motor Atuk lepas dan si pengendara mobil pun berekspresi ketakutan yang tentunya kocak, dan juga aksi Lim yang hampir menabrak si Sapi sehingga si Sapi jatuh ke dalam sungai ditambah radio Rajo rusak dan menangis histeris dan sebagai gantinya Lim harus memberikan radionya.
3. Belajar untuk tidak menghakimi orang lain.
Pesan ini tersirat pada adegan dimana si Hantu Durian, Opet, tertangkap telah mencuri durian. Tentunya Upin dkk merasa geram dengan aksi Opet. Namun, dengan kemampuan yang dimiliki oleh Raju yaitu dapat memahami bahasa binatang, mereka berubah menjadi simpati dengan Opet. Walaupun mereka masih kecil, namun mereka berusaha memahami mengapa Opet sering mencuri durian-durian di kampung. Akhirnya mereka bersahabat dan berusaha membantu si Opet untuk menemukan ibunya. Dan di akhir film ini, terjadi perpisahan yang sangat menyentuh hati, perpisahan sahabat.
4. Berusaha untuk menolong orang lain.
Awalnya Upin Ipin dkk hanya ingin mengetahui siapa Hantu Durian, namun setelah mengetahui siapa Hantu Durian itu, mereka malah ingin membantu si Hantu Durian tadi mencari ibunya yang ditangkap, walaupun pada awalnya ada yang tidak setuju. Upin Ipin dkk pun berjuang melewati kegelapan, binatang-binatang hutan yang menakutkan, dan ‘monster’. Dan mereka pun memperoleh hasil manis, Opet pun bertemu dengan ibunya dan pulang ke dunia mereka yang sebenarnya.


Masih banyak hal lain yang dapat diperoleh dari film ini. Silakan Anda menontonnya....:)

15/02/11

Metode Pembelajaran
Di dunia pendidikan, kata tugas sudah menjadi hal yang tidak asing lagi di telinga murid-murid. Dan tak jarang juga apabila murid-murid selalu mengeluhkan akan adanya tugas. Dan tak jarang juga apabila guru kecewa terhadap tugas-tugas murid karena tidak mencapai sasaran pengajaran. Ada berbagi macam tugas yang diberikan, mulai dari menegerjakan soal-soal latihan dari buku teks, kliping atau makalah mengenai topik ajar, maupun esai dari penelitian berdasarkan topik ajar.
Nah, ada hal yang menarik dari wacana singkat di atas yaitu:
1. Seberapa pentingkah tugas atau pekerjaan rumah?
2. Bagaimanakah bentuk tugas yang paling efisien dan efektif?
Pembahasan:
Tugas atau pekerjaan rumah merupakan suatu bentuk evaluasi bagi guru dan murid. Dengan adanya tugas, guru akan mengevaluasi pemahaman si murid mengenai topik ajar dan juga sebagai bahan masukan bagi si guru dalam mengajar. Tugas dapat diberikan sebelum atau sesudah kelas. Apabila diberikan sebelum topik ajar diajarkan terlebih dahulu akan menjadi modal dasar bagi si murid untuk memahami topik ajar yang akan diajarkan. Apabila diberikan sesudah topik ajar diajarkan menjadi bentuk evaluasi bagi si guru akan pemahaman murid akan topik ajar tersebut. Secara tidak langsung, tugas memberikan pengaruh positif yang kuat yaitu membangun perilaku yang bertanggung jawab bagi si murid. Namun dalam pengerjaan tugas tersebut ada baiknya melihat respon murid guna melihat keefisienan dari tugas tersebut. Tentunya peran aktif orangtua juga terlibat dalam pengerjaan tugas di rumah juga membantu guru mencapai sasaran pembelajaran dengan melatih si anak belajar dan sukses.
Cooper (1989; Cooper & Valentine, 2001) menyimpulkan bahwa;
1. Pekerjaan rumah memberi efek yang lebih positif jika didistribusikan selama periode waktu tertentu, ketimbang jika diberikan sekaligus dalam satu waktu. Misalnya, mengerjakan 10 soal matematika selama lima malam adalah lebih baik ketimbang mengerjakan langsung 50 soal matematika pada akhir pekan.
2. Pekerjaan rumah berefek besar pada mata pelajaran matematika, membaca dan bahasa ketimbang pada pelajaran sains (IPA) dan IPS.
3. Untuk murid sekolah menengah, optimalnya adalah satu atau dua pekerjaan rumah semalam. Murid SMA akan mendapat keuntungan jika mau belajar lebih dari dua jam untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi tidak jelas berapa maksimum jumlah jam belajar yang seharusnya.
4. Pekerjaan rumah dapat menjadi alat yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan betapa tugas itu adalah suatu unsur yang penting dalam pembelajaran. Tugas menyediakan kesempatan bagi murid untuk belajar tanggung jawab. Sekolah juga harus menanamkan sikap positif bagi murid-muridnya mengenai tugas sehingga ketika murid mengerjakan tugas, mereka tidak mengeluh tetapi enjoy namun serius dan terlibat aktif dalam pengerjaan tugas tersebut.
Keefisienan dan keefektifan sebuah tugas dapat dilihat dari reaksi atau peran aktif murid. Dewasa ini, prinsip learner-centered mulai diterapkan dalam dunia pendidikan. Pembelajaran bermodel learner-centered ini berpusat pada peserta didik baik kebutuhannya, bakat, maupun kemampuannya. Pembelajaran model ini menjadikan murid termotivasi dalam dalam mengikuti pembelajaran karena mereka ikut terlibat di dalamnya. Peserta didik ikut serta dalam merumuskan, mengembangkan, dan memproses materi pembelajaran. Guru menjadi fasilitator, yaitu pemberi kemudahan bagi peserta didik.
Sasaran pembelajaran learner-centered ialah bagaimana si peserta didik dapat memahami topik ajar lewat pemecahan masalah dengan menyatakan pandangan sendiri. Pembelajaran model ini bertujuan untuk memancing peran aktif peserta didik akan suatu topik ajar. Guru (fasilitator) juga perlu memahami prinsip-prinsip belajar agar dapat mengoptimalkan proses pelaksanaannya secara sistematik dan mendalam. Pembelajaran learner-centered juga dibagi atas 4 faktor yaitu kognitif dan metakognitif, motivasional dan emosional, perkembangan dan sosial, dan perbedaan individual.
Namun, pembelajaran learner-centered juga memiliki kelemahan yaitu tidak efektif digunakan pada pengajaran awal karena peserta didik belum mendapat gambaran mengenai overall topik ajar. Learner-centered juga tidak efektif dalam mengajarkan ilmu-ilmu hitung.
Perlu diingat bahwa pembelajaran teacher-centered dan learner-centered merupakan bagian yang saling melengkapi sehingga bentuk tugas dapat disesuaikan dengan sasaran pengajaran yang telah direncanakan berdasarkan reaksi atau peran aktif peserta didik. Karena respon peserta didiklah yang menentukan keefisienan dan keefektifan suatu tugas.
Sumber:
1. Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
2. Santrock, John W. (2008). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.

Hasil Diskusi

10-017 Sri Rizki Amanda.
10-049 Maria Siagian.
10-099 Christian YWS.


Dewasa ini perkembangan teknologi sangat cepat dan berpengaruh pada sitem pendidikan juga. Sistem pendidikan sekarang mulai berbasis pengembangan teknologi. Sekarang, pembelajaran tidak hanya terbatas ruang dan waktu, pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Menurut kelompok kami, sistem pembelajaran dengan menggunakan e-mail dan blog sangatlah baik karena membantu mahasiswa dan dosen dalam pengaplikasian sistem pendidikan yang mulai menuju ke arah pengembangan teknologi. Dengan adanya e-mail dan akun blog membuat sistem perkuliahan lebih efisien dan efektif. Dengan adanya e-mail dan blog, kita dapat mengakses info-info penting mengenai hal-hal yang berhubungan dengan mata kuliah psikologi pendidikan, misalnya mengenai konferensi guru, dan juga bisa share dengan teman-teman mengenai topik permasalahan dalam mata kuliah dengan membaca solusi teman-teman di blog.
Di luar psikologi pendidikan, blog dan e-mail mampu memancing daya kreativitas mahasiswa. Blog, misalnya, mahasiswa terpancing untuk mendesign blog dengan kreativitasnya agar menarik ataupun menambah informasi-informasi lain. Makanya tidak heran jika mahasiswa mampu duduk berjam-jam di depan monitor hanya untuk men-design blog ataupun mencari informasi-informasi lain yang berhubungan lewat e-mail yang dikirimkan dosen.
Indonesia sendiri, khususnya Medan sebagai ibukota provinsi, belum begitu menyadari akan keberadaan dan pentingnya pembelajaran e-learning. Pembelajaran e-learning ialah pembelajaran dengan menggunakan bantuan alat elektronika, misalnya komputer ataupun modem. Pembelajaran e-learning sendiri bermanfaat agar dunia pendidikan juga tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi. E-mail maupun blog merupakan sarana yang tersedia di dunia maya guna menyampaikan pesan, baik secara private (e-mail) dan publik (blog). Masih sedikit sekolah-sekolah yang mulai menggunakan pembelajaran e-learning, kalaupun ada itu hanya ada di sekolah-sekolah bertaraf tinggi. Bantuan negara untuk pendidikan pun sering tidak jelas arahnya.
Namun, dengan diterapkannya pembelajaran berbasis e-learning ini pada mata kuliah psikologi pendidikan, menjadikan mahasiswa bukan saja berkutat pada bahan ajar, namun dapat mengekspresikannya lewat solusi-solusi pada topik permasalahan, bahkan dengan bonus mampu menekspresikan dirinya lewat design-design blog.
Namun, yang perlu diperhatikan ialah kita tidak berkutat pada masalah alat-alat pembelajarannya, seperti modem, tapi pada hasil maksimum yang dicapai dari penerapan pembelajaran e-learning ini.

07/02/11

Mewujudkan Pendidikan Berbasis Teknologi di Pedesaan.


Tak dapat dipungkiri bahwa akses internet menjadi sarana yang sangat handal dan sangat bermanfaat dalam pencarian informasi yang kita inginkan. Mesin pencarian internet (search machine) menawarkan beragam informasi yang kita butuhkan hanya dengan mengetik informasi yang kita butuhkan kemudian meng-klik-nya.
Dunia pendidikan pun mulai memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk mendukung proses belajar-mengajar. Guru/dosen mulai  menginstruksikan agar tugas-tugas peserta didik dikirim lewat e-mail, peserta didik mencari tugas lewat pengaksesan internet, ataupun guru-peserta didik dapat melakukan KBM tanpa bertatap muka (kuliah online).
Hal tersebut di atas dapat dilakukan apabila terdapat sarana-prasarana yang mendukung. Sarana dapat berupa komputer ataupun laptop/notebook. Prasarana dapat berupa modem ataupun akses internet guna mendapatkan informasi-informasi.
Di perkotaan, tentunya sarana-prasarana ini dapat diperoleh dengan mudah. Sekolah-sekolah berkualitas sophisticated tentunya menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung kelancaran KBM. Hal ini juga didukung dengan kemampuan finansial orangtua dan keinginan orangtua yang sangat mendukung pendidikan anak-anaknya.
Nah, bagaimana di desa? Ataupun pedalaman-pedalaman yang tidak terjamah oleh perkembangan pendidikan berbasis teknologi ini? Bukankah salah satu tujuan negara ialah mencerdaskan kehidupan bangsa?
Pembahasan
Internet merupakan suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh dunia. Berbagai penelitian membuktikan bahwa internet mengandung informasi yang lebih baru dibandingkan dengan textbook.
Berikut adalah fungsi internet:
1.   Fungsi alat komunikasi.
Komunikasi dapat berupa e-mail ataupun chatting. Dengan adanya e-mail, misalnya, maka pengiriman tugas dapat berjalan lancar tanapa adanya gangguan pengiriman dan ongkos kirim yang tidak memakan biaya besar.
2.    Fungsi akses informasi.
Dengan adanya internet, maka peserta didik tidak perlu repot-repot meminjam ataupun membeli buku-buku guna melengkapi tugas-tugasnya. Cukup dengan memasukkan informasi yang diinginkan pada search machine kemudian klik, maka informasi yang diinginkan akan muncul dalam berbagai versi, apakah dalam bentuk dokumen atau video. Internet memberikan informasi (mungkin) lebih dari yang kita harapkan dan juga waktu yang digunakan cukup efisien dan efektif.
3.     Fungsi pendidikan dan pembelajaran.
Ada tiga kedudukan internet di dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan subsitusi. Dan juga adanya pelatihan bagi guru/dosen agar mampu memanfaatkan teknologi ini seefisien mungkin.
4.     Fungsi tambahan (subsitusi).
Internet berfungsi untuk menambah wawasan dari si pengguna internet, tentunya dalam hal positif.
5.     Fungsi pelengkap (komplemen).
Internet (materi pembelajaran elektronik)diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang telah disampaikan di dalam kelas.
6.     Fungsi pengganti (subsitusi).
Tujuannya ialah untuk membantu atau mempermudah peserta didik mengelola kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan pembelajarannya. Hal ini dapat diwujudkan secara: 1) konvensional (tatap muka), 2) sebagian tatap muka, sebagian melalui internet, dan 3) melalui internet seutuhnya (kuliah online).
Meratanya pendidikan di seluruh wilayah, khususnya pendidikan berbasis teknologi ini dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor ekonomi dan gaya berpikir setiap individu. Di kota, pendapatan setiap orang umumnya berada di atas rata-rata sehingga untuk memenuhi sarana-prasarana pendidikan berbasis teknologi ini tidaklah terlalu sulit. Dan juga gaya pikir orang di perkotaan sudah maju, yaitu menginvestasikan kekayaannya dalam bentuk pendidikan setinggi-tingginya guna meraih ,masa depan yang cemerlang tanpa harus ketinggalan up-date informasi-informasi.
Sedangkan di pedesaan, umumnya pekerjaan hanyalah petani, buruh, ataupun peternak. Jangankan untuk melengkapi sarana-prasarana pendidikan berbasis teknologi, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saja sulit. Gaya pikir orang pedesaan juga masih tergolong kaku, walaupun tidak semuanya.
Lalu, apa seharusnya yang dapat dilakukan pemerintah guna mewujudkan salah satu tujuan negara tersebut, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga setiap anak bangsa di desa/pedalaman juga mendapatkan pendidikan berbasis teknologi ini?
1.    Faktor ekonomi tidak selalu menjadi penghalang terwujudnya pendidikan berbasis teknologi yang merata di setiap daerah. Adanya penyediaan layanan internet di warnet yang letaknya strategis dan adanya pengarahan kepada si penyedia layanan ini yang berbau edukasi, yaitu cenderung memberikan masukan kepada calon pengguna mengenai akses informasi guna mendukung terwujudnya pendidikan berbasis teknologi ini. Tentunya pemerintah telah menyediakan dana-dana guna mendukung program ini, ya tentunya apabila digunakan sebijaksana mungkin.
2.    Gaya berpikir orang pedesaan juga dapat dibarui dengan melakukan pendekatan-pendekatan, apakah menyediakan fasilitas akses internet dengan biaya murah ataupun memberikan pemahaman bahwa internet dapat menjadi solusi/alternatif dalam membantu kehidupan mereka sehari-hari , misalnya bagaimana mendapatkan padi berkualitas unggul, dan juga membantu anak-anak didik dalam pencarian informasi-informasi guna meningkatkan pendidikan di pedesaan.
3.    Adanya pengarahan dan pembekalan terhadap guru-guru di desa ataupun penyedia layanan internet agar mampu mengelola akses internet ini dengan baik guna terwujudnya program pendidikan berbasis teknologi yang merata ini.
4.    Tentunya harus ada komitmen pemerintah dalam mewujudkan program ini lewat penggunaan dana sebijaksana mungkin dengan mengingat tujuan luhur negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV ini.

Pendidikan membuat perbedaan besar di antara manusia. (John Locke)

Referensi :
1.      Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
2.      Santrock, John W. (2008). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
3. http://www.internet-desa.blogspot.com/

02/02/11

Guru Killer


apa dan bagaimana?





Di kalangan anak sekolah (pelajar) tentunya sudah tidak asing lagi mendengar istilah ‘guru killer’. Istilah ini kerap sekali dialamatkan pada guru yang memiliki raut wajah yang kejam,  serius, cerewet; memberikan nilai yang subjektif;tidak segan berlaku kasar terhadap anak didik  misalnya memukul, membentak; dan tentunya ditakuti oleh anak-anak didik bahkan yang belum pernah diajar oleh guru tersebut sekalipun.
Yang menarik dari hal di atas ialah apakah guru killer dapat menciptakan suasana belajar-mengajar yang efektif?

Pembahasan:
Sebelum membahas wacana di atas, mari kita uraikan beberapa poin penting dalam menciptakan kelas yang efektif.
1.    Dalam mengajar yang efektif tentunya mengharuskan guru untuk menguasai materi dan memiliki cara mengajar yang menarik/tidak membosankan. Dengan penyampaian yang menarik, guru memancing daya imajinasi dan daya nalar murid sehingga otak murid ‘panas’ dan semangat mengikuti kelas.

2.    Adanya komunikasi dua arah atau hubungan timbal balik antara guru-murid. Komunikasi ini akan tercipta apabila poin pertama telah berhasil dilakukan. Kelas akan menjadi aktif. Yang menjadi presenter dalam kelas ialah guru sehingga gaya komunikasi guru harus menarik dan dapat memahami karakter murid yang bervariasi. Gaya komunikasi juga dapat diwujudkan lewat peranan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar. Misalnya, mengirimkan tugas lewat e-mail ataupun belajar online. Hal ini tentunya akan memancing daya eksplorasi murid dalam teknologi.


3.    Menciptakan kelas yang yang aktif dengan memberikan motivasi, humor, ataupun hal-hal yang dapat membangkitkan kembali semangat belajar murid dan memulihkan keadaan kelas yang pasif. Dalam hal ini, tentunya dibutuhkan komitmen guru dalam membentuk karakter murid yang pantang menyerah. Komitmen guru juga diuji ketika ada hal-hal baru datang dan guru harus beradaptasi dengan pengalaman baru tersebut agar dapat tetap berbaur dengan murid-murid,.

Dengan melihat 3 poin di atas, kita akan membahas topik mengenai guru killer.
1.    Guru killer akan menggunakan ‘atribut’ yang membuat dia disegani anak didik. Untuk berhasil memancing daya imajinasi dan daya nalar murid tentunya harus dipancing dengan penyampaian yang menarik. Nah, apakah murid akan terpancing jika penyampaian materi dibawah ketakutan murid terhadap guru killer?
2.    Guru killer akan menggunakan ‘atribut’ yang membuat dia disegani anak didik yang cenderung menciptakan rasa takut apabila berkomunikasi dengan guru tersebut. Secara tidak sadar, guru killer tersebut telah menciptakan tekanan mental terhadap peserta didik sehingga kelas menjadi pasif. Ketakutan yang dialami anak didik mengakibatkan anak murid hanya datang-duduk-diam-pulang, tanpa mengerti secara maksimal mengenai materi.

3.    Kelas pasif dan belajar di bawah ‘atribut’ gurun killer akan membuat murid menjadi semakin takut, tidak bersemangat, dan putus asa apabila menghadapi pelajaran tersebut. Jika dia adalah seorang murid yang memiliki wawasan luas, maka ia akan menggunakan kelengkapan teknologi dalam mengeksplorasi pelajaran tersebut. Nah, apabila murid itu malas, maka ilmu tersebut tidak berkembang bahkan hilang. Murid juga berasal dari latar belakang yang berbeda-beda,


4.    Adanya keterbukaan si guru killer dari teman-teman seprofesinya bahakan anak didiknya sebagai bentuk evaluasi atas cara mengajarnya. Evaluasi ini bertujuan agar kelas menjadi aktif kembali dan tidak selamanya terkungkung dalam ‘atribut’ guru killer. Guru juga harus mau mengikuti perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan adanya keterbukaan ini, maka akan tercipta kelas yang akif. Dengan keterbukaan ini juga, maka guru akan meningkatkan performa diri di mata anak didik sebagai guru yang berhati besar dan menjadi panutan untuk nak murid sebagai generasi muda bangsa.

“Penting bagi guru untuk menciptakan kelas yang penuh perhatian dan nyaman bagi murid.” (Valerie Pang)

Sumber: John W. Santrock. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua