Kelompok kerja kecil atau biasa disebut dengan diskusi kelompok menjai hal yang biasa di kalangan siswa. Kelompok kecil ini menjadi media untuk bertukar pikiran antar anggota kelompok mengenai suatu materi. Suatu materi akan dibahas pada diskusi kelompok dan hasilnya biasanya akan diberikan pada guru dan guru akan memberi penilaiannya sendiri. Namun, yang seringkali menjadi masalah pada kelompok ialah anggota-anggota kelompok jarang dapat saling bekerja sama dengan baik dan ada anggota kelompok yang mengabaikan setiap diskusi-diskusi kelompok karena menganggapnya tidak penting dan masih ada anggota-anggota kelompok yang lain yang akan mengerjakannya. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Apakah diskusi kelompok kecil ini efektif diterapkan?
Pembahasan:
Belajar dengan memiliki kelompok belajar kecil adalah suatu hal yang efektif, menurut saya. Di dalam kelompok kecil, daya nalar anggota-anggota kelompok akan lebih mudah terpancing dan biasanya tidak segan mengeluarkan aspirasinya karena berhadapan dengan teman mereka sendiri. Materi yang dibahas akan menjadi semakin menarik karena setiap anggota kelompok memberikan pendapat mereka masing-masing. Namun, akan lebih efektif apabila suatu kelopmok hanya beranggotakan 5-6 orang.
Namun, sebelum kita membentuk suatu kelompok belajar, kita juga harus berpikir bagaimana caranya membangun kelompok kecil, membangun keterampilan kelompok, dan membangun interaksi antar anggota kelompok. 3 langkah berikut setidaknya dapt mengatasi permasalahan di atas.
1. Menyusun kelompok kecil haruslah memperhatikan kemampuan masing-masing anggota kelompok. Akan lebih baik jika kemampuan anggota kelompok tersebut medium (rata-rata) karena jika dalam suatu kelompok kemampuan anggota kelompoknya ada yang rendah, medium, dan tinggi maka anggota yang memiliki kemampuan tinggi cenderung menjadi guru terhadap anggota kelompok yang memiliki kemampuan rendah dan anggota yang memiliki kemampuan medium akan merasa diabaikan. Dan tidak mustahil jika anggota yang memiliki kemampuan rendah akan merasa minder.
2. Membangun keterampilan kelompok dengan memecahkan suatu kasus secara bersama-sama. Keterampilan kelompok ini akan meningkatkan daya nalar anggota kelompok dalam suatu permasalahan dan setiap anggota kelompok mmeberikan pendapatnya yang akhirnya akan didiskusikan dan menghasilkan suatu kesimpulan. Perang seorang ketua kelompok dan guru dalam hal ini sangat penting karena dapat memberikan kontribusi besar dalam kesimpulan permasalahan tersebut.
3. Membangun interaksi kelompok dengan cara memberikan peran yang berbeda kepada anggota kelompok sehingga setiap anggota kelompok akan merasa dirinya menjadi bagian dalam diskusi kelompok.
Peran-peran tersebut antara lain:
a. Motivator bagi anggota kelompok yang kurang bersemangat.
b. Ada orang yang memberikan reward berupa pujian terhadap hasil kerja kelompok.
c. Ada orang yang membantu dalam pelajaran akademik.
d. Ada pemimpin pertanyaan untuk memastikan pertanyaan anggota kelompok dijawab oleh kelompok itu sendiri.
e. Ada yang berperan sebagai pengecek, apakah setiap anggota memahami materi yang dibahas,
f. Ada pencatat yang berguna untuk menulis ide dan keputusan.
g. Ada orang yang bertugas untuk mengevaluasi kemajuan kelompok.
h. Ada yang berperan untuk menjaga keamanan kelompok/agar tidak bising.
Peran-peran tersebut tidak harus dijalankan oleh setiap anggota kelompok dan dapat juga bila 2 peran dijalankan oleh 1 orang.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Santrock, John W. (2008). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
08/03/11
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar