01/05/11

Bimbingan dan Konseling

Sebagai seorang pelajar tentu kita sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata Bimbingan dan Konseling. Dulu saya berangapan bahwa Bimbingan dan Konseling hanyalah sebuah layanan bagi murid-murid yang bandal, malas belajar, sering membuat keonaran, dan yang sering absen. Namun, setelah membaca topik Bimbingan dan Konseling, saya mulai memahami bahwa peran Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak terbatas pada itu saja. Banyak kegunaan dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri, baik itu untuk murid, guru, bahkan sekolah itu sendiri.
Nah, mari lihat ulasan saya mengenai Bimbingan dan Konseling di bawah ini. Semoga bermanfaat.

Bimbingan dan Konseling biasanya sering digabungkan sebagai suatu pelayanan khusus yang terorganisasi sebagai bagian dari suatu lingkungan sekolah, yang tugasnya untuk meningkatkan perkembangan siswa-siswa dan membantu mereka ke arah penyesuaian yang adekuat dan pencapaian prestasi belajar yg maksimal sesuai dengan potensi mereka.

Namun, pada dasarnya bimbingan dan konseling adalah 2 hal yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama yaitu sama-sama membantu klien (dalam hal ini adalah siswa) dalam memecahkan hal-hal yang menghambat perkembangannya di sekolah.
Bimbingan bertujuan untuk mengembangkan potensi diri siswa dalam memecahkan masalah-masalahnya dan membuat penyesuaian diri terhadap kehidupannya semaksimal mungkin. Sedangkan konseling bertujuan untuk membantu pribadi dalam memecahkan masalah-masalah mereka. Bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja, namun konseling dilakukan oleh ahlinya.

Perlu diingat bahwa layanan ini tidak dikhususkan bagi anak-anak bandal dan sejenisnya, namun layanan ini juga berguna bagi setiap anak untuk meningkatkan potensi mereka masing-masing dan bagaimana potensi ini dapat dikembangkan dalam jalur yang benar.

Psikolog sekolah sebagai orang yang mampu melakukan bimbingan dan konseling dituntut untuk memiliki dasar kepribadian dan perkembangan kepribadian itu sendiri dalam budaya masing-masing, serta proses-proses yang terlibat dalam sistem pendidikan. Seorang psikolog sekolah juga dituntut untuk mampu:
1. Menguasai dasar-dasar serta falsafah bimbingan dan konseling.
2. Menguasai dan terampil dalam pengumpulan data dan interpretasinya (tes, wawancara, observasi, penggunaan inventori, dan lain sebagainya).
3. Memahami teori dan mampu mempraktekkan konseling individual maupun kelompok.
4. Memahami teori perkembangan vokasional dan praktek ataupun penerapan bimbingan vokasional.
5. Mempraktekkan etika profesi.
6. Menguasai statistik dan metode penelitian pendidikan.
7. Menguasai informasi mengenai sistem pendidikan.
8. Terampil dalam menangani kasus karena sudah dilatih ketika magang ataupun program profesi.

Psikolog sekolah membantu murid untuk membuka diri mengenai masalah-masalah, ketakutan dan kegelisahan murid tersebut, kesulitan dalam bergaul, maupun keraguan mereka terhadap kemampuan mereka sendiri. Psikolog sekolah juga dapt membantu orangtua (lewat ceramah misalnya) untuk memahami perkembangan anak mereka dan melancarkan perkembangan sosial, emosi, dan intelektual anak. Psikolog sekolah juga dapat membantu guru dalam mengobservasi hubungan guru-murid lewat kegiatan belajar-mengajar sehari-hari.

Referensi:
Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/03/perbandingan-psikolog-pendidikan-dengan-guru-bpbk/.
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/psikologi-pendidikan-sub-disiplin-ilmu-psikologi/.

0 comments:

Posting Komentar