03/05/11

Ke depan, ke belakang, ke kanan, lalu tekuk

Jika dipikir lebih lagi, games kecil-kecilan tadi menjadikan pikiran lebih fresh dan lebih santai, sedikit flashback dimana dosen pengampu kami meninggalkan ruangan kelas dikarenakan suasana kelas yang pasif atau dengan bahasa sederhananya kami, mahasiswa tidak memberikan respon terhadap hal-hal (sederhana) yang ditanyakan pada kami. Dan akhirnya ada semacam ketegangan pada kami, mahasiswa ketika masuk kelas Psikologi Pendidikan.

Saya akan membahas permasalahan yang kami alami dengan menghubungkannya dengan teori motivasi.

Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri yang mendorong dan mengarahkan pemikiran, perasaan, dan perbuatan seseorang. Motivasi terbagi atas 2 jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik ialah motivasi internal untuk melakukan sesuatu untuk sesuatu itu sendiri. Motivasi eksternal ialah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain yang bukan merupakan tujuan hal tersebut.

Jika dihubungkan dengan kejadian di atas, maka:
1. Kami (kemungkinan) tidak memiliki motivasi internal yang kuat dalam mengikuti kelas Psikologi Pendidikan. Dan pendapat saya adalah kami tidak memiliki kesiapan yang matang dalam mengikuti mata kuliah tersebut misalnya tidak membaca materi sebelum masuk kuliah dan tidak peduli dengan update mata kuliah ini.

2. Kami melakukan sesuatu jika insentif eksternal diberikan (hukuman). Hal ini tentunya berkaitan dengan motivasi eksternal kami yaitu baru mau menjawab setelah diberikan reinforcement negatif ataupun punishment dari dosen pengampu. Dan motivasi eksternal inilah yang sering kami lakukan, misalnya mengerjakan tugas agar dosen tidak marah ataupun hanya untuk mendapatkan nilai tanpa memperhatikan dengan seksama apa sebenarnya tujuan itu diberikan.

3. Ada semacam kecemasan atau ketakutan jika menjawab pertanyaan dosen. Kecemasan karena salah ataupun kecemasan akan ditertawakan teman sehingga membuat takut untuk menjawab pertanyaan. Kecemasan ini semakin ‘diperparah’ dengan suasana kelas yang ‘tegang’.

Nah, ketika kami tadi mengikuti kelas Psikologi Pendidikan, suasana tegang begitu sangat terasa. Namun dengan adanya game ‘becak’ tadi membuat suasana kelas menjadi fresh, lebih bersahabat, dan rileks. Game ‘becak’ yang saya maksud ialah membuat gerakan ke depan, ke belakang, ke kanan , lalu tekuk diiringi lagu anak-anak yang terkenal yaitu ‘becak, becak, tolong bawa saya’. Kami melakukan gerakan tersebut sambil mengikuti irama lagu tersebut yang terkadang temponya cepat kemudian lambat kemudian cepat dst. Dan satu lagi yang dapat saya petik dari kegiatan ini adalah lagu anak-anak ternyata mampu membuat pikiran menjadi lebih fresh dan rileks.
Berkaitan dengan kejadian yang kami alami pada kelas Psikologi Pendidikan, saya menarik kesimpulan bahwa:

1. Belajar untuk mengemukakan pendapat di kelas. Benar atau salah adalah hal kedua yang terpenting ialah bagaimana kita mampu mengemukakan pendapat kita akan suatu hal. Memang sulit untuk mewujudkan ini, namun semuanya membutuhkan proses dan kemauan. Dan secara pribadi, saya berterimakasih buat Ibu Filia Dina karena telah berusaha merangsang keberanian kami dalam mengungkapkan pendapat.

2. Adanya kesiapan sebelum memasuki kelas misalnya dengan membaca materi. Dengan adnaya persiapan maka akan lebih santai dan mudah mengikuti kelas.

3. Game ‘becak’ tadi sebagai bentuk relaksasi untuk mengurangi ketegangan kami dalam mengikuti kelas. Game merupakan salah satu prigram intervensi terhadap kecemasan yang difokuskan pada aspek kekhawatiran dan berusaha mengganti pemikiran yang destruktif dan negatif dengan pemikiran yang konstruktif dan positif.

0 comments:

Posting Komentar